RSS Feed

Istri Pertama Dan Poligami

0

24 Agustus 2014 by Lynglyng

Waktu itu di Idza’atul Quran ada Syaikh Said bin Musfir Al-Qahtani –hafidzahullah- seorang da’i terkenal di Saudi Arabia. Syaikh Said bercerita tentang seorang perempuan yang menelpon beliau sambil menangis. 

Apa gerangan yang terjadi? 

Ternyata ia dimadu, bukan manisnya madu yang dirasa tapi pahitnya empedu, karena pahit tak tertahan lagi, air mata mengalir sendiri.

Syaikh bertanya kepadanya, “Apakah kamu senang suamimu berzina dengan perempuan lain atau menikah dengannya?”


“Menikah,” jawabnya.

“Bukankah kamu setiap hari sibuk mencuci, memasak, mengurus anak-anak dan mengatur rumah tangga?”

“Iya”

Apakah merupakan sebuah kesalahan jika tugasmu itu dibagi dengan saudari muslimahmu, sehingga engkau pada hari yang suamimu tidak berada bersamamu, engkau bisa berpuasa sunnah yang mungkin sudah kamu tinggalkan karena mengurus suamimu, membaca Al-Quran yang banyak terhalang oleh pekerjaanmu, shalat malam yang tak bisa kau lakukan karena bersama suamimu“.

Sebulan kemudian…

Kriing, kriing… telepon berbunyi. Ternyata wanita yang sama menelepon lagi.

“Apakah Syaikh masih ingat saya? Saya adalah perempuan yang menelpon Syaikh, yang mengadukan suaminya yang telah menikah lagi”

“Apakah yang terjadi?“, tanya Syaikh.

Perempuan itu bercerita bahwa kini ia merasa bahagia, kemudian perempuan itu berkata, “Saya memilki satu permintaan?”

“Apakah itu?”

“Engkau menasehati para istri agar menyuruh suaminya kawin lagi!”

“Kalau itu permintaannya, saya tidak mau mengabulkannya“, jawab Syaikh Said bin Musfir Al-Qahtani.

Saya akhirnya mengetahui kalau ta’addud itu adalah baik untuk istri pertama, kedua dan masyarakat pada umumnya. Bahasa Indonesia memang hebat memberi nama “DIMADU”, karena memang manis buat istri pertama…. Ya tentunya, kalau di-manage dengan baik dan dijalani dengan ikhlas.

Penulis: Ust. Muhammad Sanusin, Lc.
Artikel Muslimah.Or.Id


Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

About